Minggu, 16 September 2012

ISTRIKU PASCA ARISAN RT

ARISAN MEMBAWA ISTIQOMAH


Sepulang arisan RT ibu-ibu RT 02 RW 19 kel. Meteseh Kec. Tembalang tanggal 15 September 2012, istriku tercinta dan tercantik dan satu-satunya pulang kerumah dengan suasana nangis, berikut ceritanya :

Aku : Kenapa kamu nangis?
Istri : mas, aku dipaksa oleh ketua DAWIS ketempatan Yasinan tahlilan ibu2 yg malam jumat... Tapi aku bilang mau ngomong suamiku dlu. Tp ketua dawis mengatakan ga usah.. Kalo masalah konsumsi akan dibantu. Istriku mengatakan bahwa dia tidak melakukan kayak gitu lagi dan beda pemahaman.
Di forum tersebut istriku ga bsa berbicara lagi....

Trus aku sms saudara2ku di MTA dan semua rata2 menganjurkan agar berbicara langsung  pada pengurusnya akan hal itu.


Trus aku memberi nasehat itulah ujian keistiqomahan keimananmu. bagaimana hasil ngaji kamu aplikasikan dalam kehidupan... istriku masih terbayang dan terngiang2 ucapan ketua DAWIS yang seakan2 merendahkan.

BA'da maghrib saya melakukan Tabayyun ke Ketua Pengajian Ibu2 RW dan Ketua Dawis. Dan mengatakan apa adanya bahwa kami tidak sepaham dan ga usah dijadwal. Terus awalnya Tetap maksa ga pa pa ketempatan, kajiane bebas, ga sauh pake yasin tahlil. Tp ami tetap istiqomah ga mau.... 

Emang saya akui Ketua pengurus Kajian ibu2 RW adalah warga tarbiyah (PKS), yang berusaha menghilangkan hal-hal seperti pada umumnya. Tapi kamu ga mau terlibat. dan masyarakatpun tidak mau diubah. Dah paten dan tradisinya gtu...

Adapun alasan kami tidak mau adalah:
  1. Kami sudah ngaji di MTA dan kami sudah jauh-jauh tidak mengikuti kajian dengan sistem seperti itu, karena ga efektif
  2. Kajian Ibu2 Malam Jumat dilakukan BA'DA MAGHRIB, sehingga kewajiban utama SHALAT ISYA pasti terlwat. padahal shalat harus tepat pada waktunya dan mendahulukan yang wajib drpd yg sunah.
  3. Rumah2 ramai tapi mushola sepi. mengapa tidak diarahkan ke mushola aja kajiannya
  4. Pemisahan kajian bapak2 dan ibu (BApak2 2 minggu sekali dan ibu2 juga), jadi informasi dan materi ga nyambung. jadi dalam aplikasinya pasti beda
  5. Umpama kami menyetujui dan pake cara kami ngajine, trus pas ngajine di tempat lain, maka apa kata orang?
  6. Mengapa yg ngomong ndak melakukan sendiri, artinya mengapa rumahnya tidak dijadwal lebih dahulu. Kan rumahnya lebih besar sedangkan kami lebih sempit?
Akhirnya dengan berbagai macam debat dan adu argumen, kami menyatakan TIDAK BERKENAN DIJADWAL TEMPAT UNTUK YASIN TAHLIL, baik untuk istriku maupun diriku sendiri.


Semoga dengan hal ini istriku menjadi bertambah keistiqomahannya dan semakin bertambah keinginan dan semanbat untuk mengaji..

Sebagai penutup, saya berpendapat bahwa  hal yang dilakukan warga kampung pada umumnya adalah BAIK dan itu adalah metode mereka. Itu lebih baik daripada ghibah, gosip, bermalas2an dan hal-hal negatif lainnya... Wallahu alam bish showab....




1 komentar:

Ahmad Abdul Haq mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.